Translate

Selasa, 08 April 2014

Kekasihku yang Sederhana

Dia awalnya hanya seorang adik kelas biasa bagiku.Tak ada perasaan lebih yang aku rasakan ketika aku melihatnya. Bahkan pertemuan pertama kami bisa dikatakan sebuah ketidaksengajaan yang terjadi ketika kami menjadi panitia dala acara kampus saat itu. Dia yang ternyata sudah bergabung dengan UKM LDK. Hari itu tidak akan pernah akan terlupakan bagiku, setidaknya untuk saat ini. Tepatnya 26 Oktober 2012 yang bersamaan dengan Hari Raya Qurban. Saya saat itu ikut ambil bagian sebagai panitia dalam pembagian acara qurban tersebut.  Di keramaian dan hingar bingar orang di kegiatan tahunan  tersebut ada hal yang ganjil menurut saya. karena ada seorang gadis manis berhijab kuning sehingga menggoda mata saya untuk menatapnya. Namun bodohnya, dalam anggapan saya dia hanya seorang utusan dari panti asuhan yang hendak mengantri dan mengambil jatah pembagian daging qurban. Sehingga saya pun urung untuk lebih dekat untuk menyapanya.

Beberapa bulan pun berlalu sejak pertemuan pertama itu. Hingga suatu ketika saya dapat ajakan untuk sebuah acara outbond dari seorang teman di daerah Dago Pakar.Kami berangkat kesan dengan Sepeda Motor, dan setelah beberapa saat setelah bergabung dengan peserta lainnya. hape-ku berbunyi tanda ada pesan masuk. Sejenak saya membaca pesan singkat tersebut, dan mengabaikannnya. Karena sang pengirim sepertinya nomer baru di kontak saya.

Acara pun usai menjelang sore. Saat rombongan dari kampus saya berkumpul, sesosok gadis mungil mendatangiku sambil bertanya. "Kak, koq sms aku ga dibales", katanya. Saat itu  juga saya baru tahu ternyata pemilik nomer hp yang selama ini selalu memberikanku sms-sms penyemangat ternyata dia. Dengan polosnya saya hanya berkata, "oh, itu nomer kamu yah? eh, kamu anak UNNUR juga?" Jujur, saya memang tidak terlalu perduli dengan adek kelas waktu itu. Sehingga seorang adik kelas yang sudah jelas sering memberikanku sms itu pun tidak kusadari keberadaannya di kampus.

Semenjak pertemuan itu, lita pun mulai sering saling berkirim pesan melalui sms.Mulai dari soal kuliah, organisasi sampai hal-hal tidak penting lainnya. Darisana muncul kenyamanan yang saya pun tidak tahu bagaimana mengungkapkannya. Karena pada saat itu, saya sudah punya pacar. Akan tetapi, kenyamanan itu tidak saya dapatkan dari pacar saya saat itu. Saya justru lebih nyaman bila berkomunikasi dengannya, walaupun hubungan kami saat itu tidak lebih dari teman biasa. Sehingga saya pun menutupi status saya, dan mengaku kepadanya bahwa saya masih jomblo.

Seiring berjalannya waktu, kita berdua pun semakin sering bertemu. Semakin saya mengenalnya, semakin saya menaruh hormat kepadanya. Seorang yang terlihat begitu sederhana, ternyata mempunyai kedewasaan yang sangat tinggi. Di umurnya yang belum genap 20 tahun sudah menanggung beban yang sebegitu besarnya. Lahir dari keluarga yang sangat sederhana dan menjadi tulang punggung keluarga. Kecintaannya terhadap pendidikannya membuat dia harus rela berpisah dengan keluarganya. Bahkan harus membiaya kuliahnya pun dia lakukan seorang diri tanpa bantuan orang tua dan keluarga. Sungguh saya sangat menaruh hormat kepadanya.

Sampai di suatu saat dia pun tahu entah dari siapa bahwa saya sudah mempunyai pacar. Dia marah kepadaku akan hal itu, walaupun pada saat itu dia bukanlah siapa-siapa bagiku. Hanya teman biasa, tak lebih. Tapi dari kejadian itu saya tahu, bahwa sebenarnya dia punya rasa terhadapku. Tetapi hati ini rasanya tak tega juga untuk memutuskan hubungan dengan pacarku saat itu. Dalam kebimbangan kala itu, saya pun berusaha menjauh darinya dan mulai jarang berhubungan lagi. Tetapi entah kenapa, semakin saya menolak, rasa itu semakin besar dan bergejolak di dalam dada.

Untuk menutupi rasa yang telah sangat membuncah itu saya pun dengan bodohnya pura-pura mencomblanginya dengan sesama teman. Itu saya lakukan dengan harapan jika dia jadikan akan dapat mengurangi rasa saya terhadapnya.Tapi yang saya dapati malah berbanding terbalik dengan apa yang saya rencanakan. Setelah saya mencomblanginy, saya semakin mendapati diri saya cemburu bila dia mulai memperlihatkan rasa sukanya terhadap orang tersebut. Saya dilema, bingung antara ego dan perasaan.

Ternyata jodoh memang tidak akan kemana-mana. Sebuah pertengkaran hebat denga pacarku kala itu membuat hubungan saya dengannya berakhir.Sebenarnya masalahnya sepele, tapi karena ini adalah pundak dari ketidaknyamananku akan sifatnya, semua jadi terasa besar. Hubungan kita tidak dapat lagi dipertahankan, aku pun memutuskan hubungan. Karena yang ada di benakku saat itu hanyalah kebencian. Di dalam keputusasaan itu justru yang hadir dalam pikiranku hanyalah sesosok gadis sederhana berhijab kuning yang selama ini selalu hadir dalam setiap mimpi-mimpiku.

Di kala saya mulai lagi mencoba hadir di kehidupannya, saya tahu ada beberapa lelaki yang sudah mulai dekat dengannya.Mulai dari jalan bareng dampai dengan mengantarkannya pulang. Tetapi hal itu tidak membuat nyaliku ciut untuk mendekatinya. Hal itu justru menjadi pelecut semangatku untuk mendapatkannya. Karena saya juga tahu, jauh didalam hatinya. Dia masih memiliki rasa sayang terhadapku.

Hari itu pun tiba, saya sudah merencanakannya dari jauh-jauh hari. Saya akan mengutarakan rasa yang selama ini terpendam setelah pulang kuliah. Sebelumnya saya sudah berjanji akan mengantarkannya pulang. Tapi yang terjadi sangat jauh dari dugaanku. Disaat saya sudah siap-siap, ternyata ban motor saya bocor sehingga mengharuskan saya untuk pergi ke tukang tambal ban. Saya mengabarinya untuk menungguku. Akan tetapi disini terjadi kesalahpahaman. Dia mengira saya membatalkan ajakan pulang bersama dan malah pulang diantarkan oleh salah seorang temannya.

Saya pun mulai menyalahkan keadaan. Kenapa harus ini? kenapa harus itu? Semua terasa salah pada saat itu. Dalam keadaan galau itu, saya pun mulai menanyakan kepadanya melalui sms. Setelah beberapa saat berbasi-basi timbullah kenekatan yang tidak akan pernah saya sesali selamanya. Saya mengutarakan perasaan kepadanya lewat sms, iya lewat sms. Saya tidak peduli dikatakan pengecut karena beraninya lewat sms. Balasan pertama datang, dia masih mengira saya bercanda. Karena selam ini saya memang suka bercanda dengannya. Saya tegaskan kalau saya sangat serius dengan apa yang saya katakan. Dan akhirnya jawaban itu pun datang. Dia menerimaku dengan jawaban yang sangat sederhana, "Iya." Cuma tiga buah huruf, tetapi sudah cukup untuk mengobati dahaga jiwaku akan rasa sayang dan memilikinya.

Jum'at, 8 Maret 2013 akhirnya kami pun resmi menjadi sepasang kekasih. Orang yang selama ini kudambakan, akhirnya telah menjadi milikku.Semoga Cinta kami akan selalu bersemi sekarang dan untuk selamanya. I LOVE YOU HENI MULYANI. Terima kasih sudah menerimaku menjadi kekasihmu. Walau apapun yang terjadi, aku kan selalu mencintaimu.

3 komentar: